Ide untuk Indonesia

Lakukan kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua. Seperti mengajak anak membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Hal ini dapat mengajarkan sikap disiplin, menghargai waktu, dan sikap jujur pada diri anak. Sebagai guru gunakan tema pembelajaran dan angkat isu yang berada dekat dengan anak, kemaslah dengan bermain, salah satunya dengan bermain peran. Pencegahan korupsi harus ditanamkan sejak dini dengan pendidikan karakter, tidak hanya melalui teori tetapi anak harus terlibat langsung dalam pembelajaran, agar pembelajaran tersebut berkesan pada anak dan ia tidak sekedar paham karena menghafal tetapi benar-benar mengerti bagaimana ia harus bersikap di masyarakat, dan tahu apa yang harus dilakukan jika ia memiliki peran.

Y

Yaniar Yumna Anggraeni

Banten

Permasalahan apa yang kamu lihat?

Tahun terus berganti, estafet kepemimpinan pun pastinya akan diteruskan kepada generasi penerusnya, siapa lagi kalau bukan kita. Anak-anak muda Indonesia, akan tetapi saya khawatir jika para generasi penerus tidak memiliki perbaikan dalam hal karakter. Maka korupsi akan terus ada dan menggerogoti negeri kita, kan sedih kita sudah taat bayar pajak setiap waktunya tetapi seperti tidak pernah merasakan potongan pajak yang telah kita bayarkan pada negeri ini. Di luar sana juga banyak sekali masyarakat yang belum mendapatkan fasilitas yang merata, jangankan di daerah 3T terkadang daerah yang berlokasi tidak jauh dengan perkotaan juga sudah terlihat sekali ketimpangannya dengan di kota. Pastinya pemerintah juga sudah berusaha dengan maksimal untuk mendistribusikan dan mengalokasikan dana ke daerah yang membutuhkan, hanya saja masih terdapat para oknum yang tidak bertanggung jawab di negeri ini.

Bagaimana ide kamu untuk menyelesaikan permasalahan tersebut?

Kolaborasi antara orang tua dan guru sangat diperlukan untuk penanaman karakter baik pada anak. Karena anak tidak hanya menghabiskan waktu di sekolah tetapi juga di rumah. Kedua lingkungan ini dekat dengan anak sehingga pengajaran yang diajarkan di sekolah harus diaplikasikan dan terintegrasi dengan kegiatan anak dirumah agar pembelajaran tersebut maksimal. Salah satu kolaborasi yang dapat dilakukan yaitu dengan mengajak anak membuat jadwal kegiatan sehari-hari, orang tua bertugas untuk memantau dan membimbing anak saat mengisi jadwal tersebut dan guru selain memberikan penanaman karakter di sekolah, ia juga bertugas untuk mengevaluasi hasil jadwal kegiatan yang telah dikerjakan oleh muridnya sebagai bentuk refleksi bagi guru. Hal ini dapat berguna untuk pembentukan kebiasaan disiplin, menghargai waktu, dan bersikap jujur pada anak. Pembelajaran pada anak harus dilakukan dengan bermain dan menggunakan tema yang dekat dengan anak. Maka penanaman karakter dapat dilakukan salah satunya dengan bermain peran. Contoh, lingkungan rumah anak dekat dengan pantai yang mana rawan akan bencana seperti tsunami ataupun gempa. Isu atau permasalahan ini dapat diangkat oleh guru dalam pembelajaran di dalam kelas. Diawal guru memberikan pemahaman mengenai cara menghadapi gempa dan tsunami, mengapa bencana itu dapat terjadi, apa tanda-tanda yang dapat terlihat oleh anak untuk mengindikasi bahwa bencana itu akan terjadi. Lalu bagi lah anak menjadi beberapa kelompok, arahkan apa yang harus mereka lakukan seperti jika terjadi gempa maka berlindunglah dibawah meja, tidak panik, jika terjadi tsunami dan mendengar alarm berlari ke tempat yang lebih tinggi, dan sudah membawa tas berisikan baju serta makanan. Agar penjelasan guru dapat tergambar jelas oleh murid, maka guru dapat memutar video animasi pembelajaran mitigasi bencana tsunami dan gempa bumi. Setelah itu mulailah bermain peran. Misal ada anak yang menjadi Ketua Rt dan bertugas membunyikan alarm saat terlihat tanda-tanda akan terjadi bencana, ada juga sekelompok anak yang menjadi warga desa, dan beberapa orang lain bertugas sebagai petugas kesehatan. Dengan hal ini diharapkan anak mengetahui peran-peran dan tugas yang ada di masyarakat, bagaimana mereka harus bertanggung jawab akan tugasnya tersebut. Isu lain yang dapat diangkat juga yaitu mengenai korupsi, dengan cara memberikan contoh cerita-cerita sederhana yang mencerminkan sikap korupsi kepada anak di kehidupan nyata. Misal cerita seorang anak A yang suka mengambil makanan temannya si B tanpa meminta izin terlebih dahulu, dan anak A berbohong tidak mengakui perbuatannya tersebut. Atau cerita mengenai anak yang tidak mau mengantri saat ingin membeli makanan di kantin. Pembacaan cerita melalui buku, atau pemutaran cerita dalam bentuk video animasi, serta bermain peran dari cerita tersebut dapat dilakukan di dalam kelas oleh murid. Guru dapat bertanya atau menstimulus murid untuk berfikir memecahkan masalah tersebut, jika ada temanmu yang melakukan sikap tidak terpuji tersebut apa yang akan kalian lakukan?, bagaimana perasaan kalian saat ada temanmu yang tidak mengantri saat antri cuci tangan. Itu perbuatan baik atau tidak baik?, bagaimana cara memberitahu temanmu agar ia mau mengantri?, mengapa harus meminta izin terlebih dahulu sebelum meminta makanan kepada teman?, apa hukuman yang sesuai jika terdapat teman yang melalukan perilaku tersebut?. Dari pertanyaan ini anak akan berfikir bersama-sama untuk memecahkan masalahnya dengan mencoba bertanya pada dirinya sendiri. Harapannya penanaman perilaku baik dan contoh yang tidak baik di dalam cerita tersebut dapat dijadikan gambaran mana perilaku yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh untuk dilakukan. Jika penanaman karakter seperti ini sudah diperkuat sejak kecil maka harapannya di masa depan tidak ada lagi kasus korupsi di negeri kita ini. Walaupun banyak faktor yang mempengaruhi korupsi tapi setidaknya pengenalan perilaku baik dan tidak baik sudah dikenalkan kepada anak oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Dari pemerintah pun hukuman untuk para koruptor harus lebih ditingkatkan, jika memungkinkan hukuman mati maka bisa dijadikan salah satu pilihan untuk dipertimbangkan.

Ide lainnya