Bagaimana meningkatkan kesetaraan dan memperkuat akses ekonomi rumah tangga dengan kepala keluarga perempuan?

Penerapan program MAKTABUNDA kepada kepala keluarga perempuan dengan adaptasi sistem sekolah dengan tujuan memudarkan pandangan misoginis yang kemudian diharapkan dapat meruntuhkan patriarki.

g

girls(n)on(s)top

No online PDF viewer installed

Apa akar dari permasalahan ini? Identifikasikan masalah secara spesifik, mengapa banyak perempuan mengalami ketidakadilan sebagai kepala keluarga?

Perilaku misogini yang menimpa kepala keluarga perempuan menjadi salah satu akar utama dalam tindakan ketidakadilan yang mereka terima. Hal ini berujung kepada ketidaksetaraan dan kesulitan akses ekonomi yang mereka hadapi, dimana kedua hal ini termasuk faktor penting yang harus dipenuhi untuk dapat melanjutkan hidup keluarga dengan baik.

Apa arti dari kata berdaya? Faktor apa secara internal (misal, motivasi seseorang) atau eksternal yang dibutuhkan sehingga seseorang dapat dikatakan sebagai orang yang berdaya?

Arti kata berdaya menurut KBBI berdaya [ber·da·ya] Kata Verbia (kata kerja) Dari kata dasar: daya. 1) berkekuatan; berkemampuan; bertenaga; 2) mempunyai akal (cara dan sebagainya) untuk mengatasi sesuatu dan sebagainya; Jadi dapat dikatakan, faktor internal itu dapat berupa kekuatan seseorang yang digunakan untuk menghadapi/ survive dalam hidup. Kekuatan ini bisa berupa kekuatan mental (mindset, motivasi) maupun kekuatan fisik (stamina). Faktor eksternal sendiri bisa kita lihat dari kemudahan akses seseorang terhadap cara-cara yang bisa membantunya untuk survive, seperti fasilitas dan dukungan sistem yang menyediakan kesempatan.

Apa yang dapat pemerintah atau masyarakat lakukan untuk melawan budaya patriarki dan diskriminasi gender terhadap perempuan kepala keluarga? Pendekatan apa yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut sekaligus mengedukasi?

Untuk pemerintah, dapat menambah fokus kepada apakah hukum-hukum yang melarang diskriminasi gender sudah diimplementasikan dengan baik. Bisa juga dengan benar-benar mendengarkan suara para perempuan kepala keluarga langsung dan mengevaluasi kembali apakah hukum yang berlaku benar-benar membantu atau tidak. Untuk masyarakat, keinginan dan kepedulian untuk aktif bisa amat sangat membantu. Lebih mendengarkan dan menyalurkan suara para perempuan kepala keluarga. Bisa diajak bekerjasama untuk menyukseskan usaha-usaha pemerintah dalam penyejahteraan kepala keluarga perempuan.

Ide lainnya

Program Manggala Puan (PAMAPU) merupakan program berbentuk penyuluhan secara langsung dan tidak langsung kepada masyarakat yang bertujuan untuk mengubah perspektif individu yang memiliki pola pikir bahwa perempuan tidak bisa memegang tanggung jawab sebagai kepala keluarga. Perubahan pola pikir ini akan mematahkan stigma yang berakar di masyarakat, mendorong rasa empati, dan waspada pada kejadian di lingkungan serta membuka pertolongan kepada kepala keluarga perempuan untuk mensejahterakan keluarganya. Solusi berdasar pada pendorongan kepercayaan diri kepala keluarga perempuan dan meyakinkan masyarakat untuk merangkul satu sama lain serta tidak terbelenggu pada stigma. Target utama dari solusi ini adalah individu atau kelompok pada masyarakat yang masih memiliki pola pikir tradisional terhadap kepala keluarga perempuan. Selain itu para kepala keluarga perempuan juga ditargetkan untuk didorong menjadi lebih berdaya dalam menghadapi kondisinya. PAMAPU memanfaatkan pendekatan secara “mulut ke mulut” sebagai kelanjutan dari implementasi solusi terhadap masyarakat. Dibutuhkannya sumber daya manusia yang memadai dalam bidang penyampaian informasi, penarikan empati, dan interaktif terhadap sesama untuk penyuluhan secara langsung dengan tetap mengutamakan keadaan tempat dan setiap individu selama pandemi berlangsung. Sedangkan dalam penyuluhan tidak langsung, dibutuhkan pembicara yang kuat dalam mempengaruhi peserta, ahli teknologi dan peralatan yang memadai untuk mengadakan webinar nasional. Kendala yang akan dihadapi berupa penolakan dari masyarakat sendiri. Individu atau kelompok bersikeras terhadap pemikiran mereka mengenai kepala keluarga adalah seorang laki-laki dan sudah sepatutnya pemimpin diisi oleh laki-laki serta pandangan rendah terhadap kepala keluarga perempuan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Program Manggala Puan menerima pembelaan dan penyelaan sebagai evaluasi kedepannya dalam implementasi, penyampaian materi disusun secara bertahap dan menghindari materi berbobot berat dan tabu disampaikan pada awal sosialisasi, dan pemberian bukti yang lengkap diberikan secara menyeluruh, terutama bukti yang terjadi pada orang sekitar tempat sosialisasi diadakan. Langkah selanjutnya, PAMAPU dibagi menjadi tiga kegiatan utama yaitu DISKUSI, PELAKSANAAN, dan EVALUASI. DISKUSI terdiri dari Pengenalan dan Sosialisasi Program Manggala Puan (PAMAPU), PELAKSANAAN mencakup Penyuluhan Secara Langsung dan Penyuluhan Secara Tidak Langsung, dan EVALUASI yang fokus pada pembahasan hasil dan hal yang harus dilakukan kedepannya. Setiap kegiatan ditangani oleh sumber daya manusia yang memenuhi kriteria dan memiliki waktu pelaksanaan yang beragam. Kehadiran Program Manggala Puan (PAMAPU) bisa mengembangkan kinerja dan sosialisasi yang telah dilaksanakan oleh Yayasan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) untuk mematahkan perspektif bahwa perempuan kurang mampu dalam menjadi kepala keluarga dan melepaskan kepala keluarga dari belenggu rantai kesulitan ekonomi.
Card image top
L
LENTERA
Dengan cara memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa perempuan bukanlah makhluk yang lemah, perempuan bukannya babu bagi laki laki, perempuan memiliki hak umum yang sederajat dengan laki laki, perempuan merupakan makhluk yang berdaya, dan perempuan itu tidak bodoh. Laki laki dan perempuan itu setara, bukan berarti sama, tetapi sebanding. Dengan dilakukan pemahaman kepada masyarakat, sehingga masyarakat setuju untuk bersuara itulah yang membuat pemerintah mendengar, jadinya dapat diciptakan aturan resmi hak kebebasan setiap akses oleh kedua gender dalam pendidikan, sosial, politik, ekonomi, dan lain lain. Jika masyarakat masih saja denial tentang kesetaraan, buatlah argumen yang kuat, dan jangan lupa sisipkan kata kata what if it’s was you, tell them dampaknya, ur story, depresinya akibatnya, susah payahnya, buatlah mereka mengerti bagaiamana jika mereka diposisi kalian atau seperti perempuan yang didiskriminasikan, yang di kelilingi jiwa patriarkis, misoginis dan lainnya. Kita semua setara, buatlah mereka yang denial menjadi mencoba untuk think twice. Tunjukkanlah mereka contoh teladan yang baik, dan yang buruk. Mengapa perlu menunjukkan teladan yang buruk? agar masyarakat itu mengerti mana yang baik buruknya, jika ada berikan contoh dari kerabat terdekat mu, atau kerabatnya yang baik maupun buruk, buatlah mereka berpikir, bagaimana jika saya digituin? Kita para manusia itu tidak bisa request nasib kita, sudah coba ubah nasib kita tetapi jika eksternal nya mendiskriminasikan, ditreat seolah olah kita terbatas gamampu galayak dalam akses bidang pendidikan, sosial, politik, ekonomi, sama saja, tidak akan dipandang baik oleh masyarakat fixed minded. Kalian juga bisa dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru, yang bisa diakses untuk kedua gender, berikan keadilan pada lapangan kerja baru yang kamu buat ini. Cobalah untuk memberikan kesempatan untuk menjadikan perempuan sebagai pemimpin, sebagai bentuk teladan, ternyata perempuan bisa menjadi teladan yang baik. Agar para masyarakat diluar sana semakin yakin bahwa, laki – laki dan perempuan itu setara. Banyak disini perempuan yang berpendidikan tinggi seperti dokter, pilot yang masih sempat mengurusi rumah, menyapu, mencuci, mengurusi anak suami. Bahkan bisa dibilang pekerjaan seorang wanita lebih berat, melelahkan, kita harus menghadapi fase peluruhan, fase hamil, kontraksi, melahirkan, dan lainnya, bisa bisanya pekerjaan seberat sehebat itu dianggap lemah. Intinya adalah kita bicarakan disini tidak hanya laki laki saja yang bisa bersifat patriarkis, misoginis atau bentuk dari diskriminasi pada perempuan lainnya, tetapi banyak perempuan diluar sana juga seperti itu, masi menganggap remeh kepada perempuan yang ingin berpendidikan tinggi, banyak yang bilang ngapain sih jadi dokter? Nanti juga paling kerjaannya ngelayanin suami saja itulah kata mereka. Jadi, Ciptakanlah relasi kelompok yang bisa membuat masyarakat kagum, ternyata banyak perempuan yang hebat, yang kuat, ubahlah pandangan masyarakat tentang kalian. Merendahkan bahwa perempuan yang menjadi kepala keluarga selalu miskin gaakan bisa maju, tetapi membatasi akses untuk pekerjaannya untuk ekonominya? Gimana mau expect untuk maju, kalau dalam pekerjaan saja sudah diberlakukan tidak adil, dianggap tidak layak?
Card image top
N
Naura R. Annisa DKI Jakarta