Gimana caranya biar Indonesia bisa berlaga di Piala Dunia?

Masterplan pembangunan sepakbola Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang.

A

Andre Josep Kurnia

Jawa Timur

Gimana agar bibit pemain muda dapat ditemukan dan dibina menjadi pemain profesional?

Dalam jangka pendek: 1. Melakukan optimalisasi dan integrasi data SSB (Sekolah Sepak Bola) yang ada di seluruh pelosok tanah air; 2. Setiap SSB dapat memberikan pelaporan pada Kemenpora dan PSSI terkait perkembangan SSB dan pemain-pemain binaannya untuk selanjutnya pemain potensial dapat berpeluang untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan khusus yang berkelanjutan; 3. Data yang dilaporkan bersifat periodik, sehingga mempermudah proses scouting/pencarian sponsor untuk extraordinary people (pemain muda berbakat); 4. PSSI dan Kemenpora perlu untuk melakukan kerjasama dalam hal pengolahan data SSB dan data pemain (termasuk menjaga keamanan data); 5. Data tersebut dapat diimplementasikan dalam program pelatihan berkelanjutan berbasis sponsorship (baik dari lokal maupun internasional); 5. Data tersebut juga dapat diintegrasikan atau dipertemukan dengan klub-klub di Indonesia; 6. Selain itu, perlu segera dibentuk suatu regulasi ulang agar pemain muda lokal mendapatkan jam terbang yang cukup (mengingat bahwa, hampir semua klub di liga satu saat ini menggunakan jasa pemain asing). Sehingga, talenta muda potensial tidak secara optimal mendapatkan jam bermain yang cukup. Untuk itu perlu, ada aturan setidaknya ketika pemain muda lokal mendapatkan jam bermain yang minim. Maka, regulator dapat memberikan rekomendasi agar tidak terjadi Depreciation of human capital (performa pemain menurun, akibat minimnya jam terbang); 7. SSB juga dapat melakukan penjaringan talenta muda secara lokal (in-return), jika ada talenta muda yang berhasil tembus ke tingkat nasional. Maka, dapat diberikan insentif untuk peningkatan kualitas SSB. Dalam jangka panjang: 1. Pembinaan pemain muda perlu dijalankan secara berkesinambungan; 2. Jika, ada keterbatasan anggaran (dapat dilakukan pengumpulan dana melalui program sponsorship/beasiswa (dalam hal ini, berarti berbentuk hibah); 3. Pemain-pemain Timnas junior perlu mendapatkan pengarahan pasca bertugas di timnas (terutama bagi mereka yang belum memiliki klub); 4. Sementara, jika belum memungkinkan untuk membuat liga usia muda. Dapat dilakukan, copa/liga lokal regional antar SSB. Sesuai dengan data yang ada (data juga perlu di-update secara berkala); 5. Dengan adanya data yang komprehensif maka, liga/Copa lokal dapat lebih terarah, berpotensi untuk dicarikan sponsor, dapat dibuatkan timeline yang jelas, serta pencarian partner sparing lebih mudah. Dengan demikian, pengalaman bermain para pemain muda dapat ditingkatkan.

Gimana agar lebih banyak pemain muda yang bergabung dalam klub sepak bola hingga menekuninya sebagai karir?

Dalam jangka pendek: Berlanjut dari pertanyaan sebelumnya, yang mana saya sampaikan pendataan yang komprehensif yang dapat dibentuk oleh PSSI dan Kemenpora. 1. Database pemain yang ada di SSB dapat diintegrasikan; 2. Data pemain dan scouting lokal yang dilakukan SSB perlu untuk dapat diakses oleh klub bola dan agen profesional untuk bisa menjadi referensi/mempermudah proses scouting; 3. Pemain potensial dapat dilatih secara bertahap (yang mana dari SSB kecil, dapat ditransfer ke SSB yang lebih maju (dengan catatan, jika ada keterbatasan biaya dapat dicarikan sponsor); 4. Adanya data juga akan mempermudah pencarian sponsor atau pembentukan program beasiswa untuk talenta muda secara berkelanjutan. Dalam jangka panjang: 1. Perlu ada komitmen bersama secara jangka panjang untuk memangkas biaya transaksi dalam hal pendidikan sepakbola usia dini; 2. Agar, biaya pendidikan sepakbola menjadi lebih terjangkau oleh masyarakat; 3. Mengingat bahwa, tidak semua pemain muda berbakat dapat menempuh pendidikan yang berkelanjutan sehubungan dengan keterbatasan akses maupun keterbatasan ekonomi; 4. Harus ada kesetaraan akses pendidikan bola bagi setiap individu berbakat di bidang sepakbola di Indonesia.

Seperti apa idealnya jenjang pendidikan pemain muda hingga bisa direkrut jadi pemain profesional?

Pendidikan bola perlu dimasyarakatkan dan dilatih sejak dini. Dengan mengedepankan kolaborasi alih-alih kompetisi. Karena bermain bola merupakan kerja tim, bukan kerja individu. Secara spesifik ada langkah-langkah yang dapat dilakukan. Dalam jangka pendek: 1. PSSI dan Kemenpora perlu memberikan pelatihan bagi pelatih-pelatih SSB untuk peningkatan kualitas diklat atau kepelatihan di SSB (pendanaan dapat dilakukan dengan penjaringan dana hibah/realokasi anggaran). 2. Pelatih yang mendapat pelatihan perlu berjanji atau berkomitmen untuk meningkatkan kualitas diri dan kepelatihannya secara pribadi (bukan hanya meningkatkan target untuk meningkatkan lisensinya saja). 3. Evaluasi program kepelatihan dilihat dari output yang dihasilkan dalam jangka pendek terlebih dahulu. Dalam jangka panjang: 1. Perlu regulasi yang mana memungkinkan untuk ada penawaran terbuka dari klub-klub besar di liga 1 untuk dapat memberikan hibah bagi pemain muda lokal yang potensial; 2. Pendidikan bola yang ada perlu dievaluasi secara berkala dengan memperhatikan kebutuhan pada industri sepakbola. 3. Jenjang pendidikan perlu disusun sedemikian rupa untuk memasyarakatkan sepakbola lewat penjaringan potensi sejak TK atau SD. Yang mana, setiap sekolah dapat memberikan siswa sebagai perwakilannya untuk mendapatkan pembinaan sepakbola (sebagai bentuk scouting awal pada SSB lokal disekitarnya ditinjau dari data yang ada). 4. SSB perlu menjalin hubungan yang baik dengan guru olahraga sekolah formal diwilayahnya untuk dapat selanjutnya bekerjasama dalam proses scouting pemain. 5. Masalah dana, dapat dilakukan dengan pembentukan program sponsorship. Sebenarnya, pembinaan perlu dilakukan sedini mungkin dan secara konsekuen. Layaknya, pembinaan pemain misalkan di Sporting Gijon atau Barcelona.

Ide lainnya