Gimana caranya biar Indonesia bisa berlaga di Piala Dunia?

Kolaborasi pendidikan & karir yang ditunjang dengan infrastruktur,sport science,serta regulasi yang baik

G

Gambuh Yendratmoko

DKI Jakarta
No online PDF viewer installed

Gimana agar bibit pemain muda dapat ditemukan dan dibina menjadi pemain profesional?

Bibit pemain muda umumnya ditemukan melalui proses pencarian bakat(scouting) untuk kemudian dibina dalam klub junior atau akademi.Kendala yang sering terjadi adalah rendahnya kualitas pengajar di ssb/akademi untuk melakukan scouting,kurangnya wadah(kompetisi) untuk scouting,dan benturan kepentingan dengan pendidikan(sekolah).Kualitas pembinaan ditentukan oleh 4 hal,kualitas pengajar(pelatih),kualitas kompetisi,infrastruktur dan totalitas pemain mengikuti pelatihan.Dari aspek pengajar,masih terdapat disparitas level pelatih di tingkat akademi,dimana pada beberapa akademi pemaiin bisa mendapat pendidikan yang bagus oleh pelatihh dengan kualifikasi baik(B AFC dan keatasnya),sementara di akademi lain terdapat pelatih yang bahkan lisensi pun tidak ada.Penyebab terjadinya hal tersebut adalah ketidak disiplinan regulator untuk menertibkan infrastruktur administratif kepada klub dibawahnya,serta akses mengikuti sertikiasi lisensi pelatih yang sulit.Atas demikian perlu adanya upaya memperbaiki,dengan usulan saya adalah perbaikan infrastruktur administratif dan penciptaan lebih banyak sertifikasi pelatih dengan biaya rendah,sehingga klub akan terpacu untuk kemudian meningkatkan kualitas pendidiknya.Disamping itu perlu juga PSSI melalui asosiasi kota-provinsi-nasional membuat satu sistem kompetisi yang berjenjag dan berlangsung secara kontinyu.Keberadaan kompetisi adalah wajib hukumnya karena kompetisi menjadi wadah pelatih mengukur kemampuan pemainnya,pemain menunjukkan kemampuannya,serta menjadi wadah klub profesional melakukan scouting untuk dibina mejadi pemain profesional

Gimana agar lebih banyak pemain muda yang bergabung dalam klub sepak bola hingga menekuninya sebagai karir?

Masalah yang sering terjadi pada pemain dalam proses menekuni pendidikan karir adalah fokus yang terbagi antara sepakbola dengan pendidikannya di sekolah.Bukan hal baru terjadi benturan kepentingan antara klub/ssb dengan sekolah,dimana klub ingin menggunakan pemain dalam kompwtisi namun terbentur dengan waktu belajar siswa,tugas rumah dan masa-masa ujian yang berakhir dengan siswa harus mengorbankan satu diantaranya.Perlu penyikapan bijaksana dalam hal ini,agar siswa yang ingin serius menjadi pemain sepakbola dapat "kaffah" namun tetap mendapat bekal pendidikan sebagai penunjang maupun antisipasi gagal karir.Usulan dari saya adalah profesionalisasi ekstrakurikuler,dimana klub yang sudah ada disekolah dijalinkan kerjasama dengan klub,sehingga pemain tetap dapat bersekolah dengan baik namun tetap mendapat bimbingan karir profesional,adapun klub yang dapat menjalin kerjasama degan sekolah harus tersertifikasi secara administratif dengan level pelatih minimal C AFC.Disamping itu perlu juga PSSI melalui asosiasi kota-provinsi-nasional membuat 1 sistem kompetisi antar sekolah yang berjenjang dan kontinyu.Keberadaan kompetisi adalah wajib hukumnya karena dapat menjadi tempat pemain menunjukkan kemampuannya,pelatih mengukur kemampuan pemainnya,maupun klub profesional mencari bibit pemain berbakat untuk dibina lebih lanjut ke jenjang profesional

Seperti apa idealnya jenjang pendidikan pemain muda hingga bisa direkrut jadi pemain profesional?

Idealnya seorang pemain akan menjalani 3 fase sebelum menjadi pemain profesional,yakni amatir(sepakbola sebagai selingan dari profesi/kegiatan utama),semi-pro(sepakbola menjadi aktifitas profesional,namun masih aktif dalam profesi/kegiatan lain diluar sepakbola),dan profesional(pesepakbola penuh).Berkaca pada jepang,pemain tetap bersekolah,dengan pendidikan sepakbola diberikan pada masa 1 & 2,dengan pendekatan sesuai jejang pendidikannya,dengan pendidikan karir bertumpu pada pembinaan melalui klub-klub sekolah yang dikelola dengan profesional dan berkompetisi dalam kompetisi berjenjang antar sekolah.

Ide lainnya