Bagaimana menghilangkan sekat-sekat sosial akibat algoritma media?

Mengedukasi masyarakat dan membenahi sistem media dalam memproduksi berita.

V

Voyagirls

No online PDF viewer installed

Apa akar permasalahan ini? Apa faktor yang menyebabkan pembentukan sekat sosial yang menjadi dampak intoleransi dalam masyarakat?

1. Perkembangan teknologi yang semakin pesat 2. Kurangnya literasi masyarakat 3. Kurangnya standar kompetensi dalam memproduksi berita

Apa yang dapat pemerintah/media/pengguna medsos dan internet lakukan untuk melawan snowball effect dan memecah sekat-sekat ideologi ini? Pendekatan apa yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut? Jelaskan mekanismenya secara rinci.

1. Mengedukasi Masyarakat Kami percaya bahwa langkah awal yang perlu dilakukan dalam mengatasi masalah ini adalah melalui edukasi. Tiga bidang yang kami fokuskan untuk mengedukasi masyarakat adalah mengenai berita hoax (apa dan bagaimana membedakannya dengan berita asli), toleransi (pentingnya serta cara penerapannya), dan sosial media (cara meggunakannya secara bijak). Kami berusaha merangkul seluruh sektor masyarakat, yang hasilnya terbagi melalui 3 cara: a. Workshop Lembaga Pendidikan Salah satu cara untuk mengedukasi masyarakat adalah dengan melakukan workshop yang diadakan dari sekolah ke sekolah dan universitas. Acara ini diharuskan untuk diadakan di setiap sekolah minimal 1 tahun sekali. Dalam acara ini, NGO bekerja sama dengan lembaga pendidikan. Namun, tantangannya adalah menjangkau sekolah-sekolah yang berada di pedalaman. Hal ini bisa diatasi dengan melalui Program Pemerintah yaitu Program Pembangunan Desa Broadband Terpadu. b. Penyuluhan Warga Pemerintah dan NGO dapat menjangkau warga dengan cara ini. NGO yang bergerak di jurnalistik dapat bekerja sama dengan kelurahan lalu datang ke kelurahan suatu daerah atau melakukannya secara online di video converence. Namun, pasti ada tantangannya untuk merealisasikan solusi ini seperti masih banyak desa-desa di pedalaman dan solusi untuk mengatasinya yaitu dengan melalui program pemerintah seperti Program Pembangunan Desa BroadBand Terpadu. c. Campaign social media Dirangkum KompasTekno dari We Are Social, Selasa (23/2/2021), waktu yang dihabiskan orang Indonesia untuk mengakses internet per hari rata-rata yaitu 8 jam 52 menit. Hal ini menunjukkan bahwa sosial media merupakan aspek yang sangat melekat dengan kehidupan kita sehari-hari Kita dapat memanfaatkan hal ini sebagai salah satu sarana dalam mengedukasi. Melalui Non-Governmental Organization, kita bisa melaksanakan campaign seperti anti hoax, saling toleransi, dan lain-lain yang sekaligus mengedukasi para pengguna sosial media. Dengan tujuan kedepannya mereka dapat menggunakan sosial media dengan bijak, lebih mencerna informasi yang dikonsumsi karena paham akan ciri-ciri berita hoax, serta menumbuhkan rasa toleransi. 2. Membenahi Sistem Media dalam Memproduksi Berita “Ada asap, pasti ada api”. Sama halnya dengan masalah intoleransi yang tercipta. Perlu kita ketahui bahwa api dalam masalah ini adalah media. Karena itu, benahi media sebelum berlanjut pada asapnya adalah cara efektif dalam memecahkan masalah. a. Pelatihan Jurnalistik Solusi yang kami ingin ajukan agar terciptanya media yang memproduksi berita-berita bermutu adalah melalui pelatihan jurnalistik, yang hukumnya wajib bagi para jurnalis sebelum berkecimpung ke dalam dunia kerja. Dalam pelatihan ini dapat ditegaskan mengenai kode etik jurnalistik supaya para jurnalis dapat lebih memahami dan merealisasikannya.

Ide lainnya

jadi ide kami adalah melakukan pendekatan melalui film pendek yang bertujuan mengedukasi serta berfokus pada permasalahan sekat sosial akibat snowball effect. kemudian ada langkah yang bisa ditempuh oleh para penggunan media sosial untuk memecah sekat sekat sosial. yaitu Membatasi diri dari informasi luar, yang dinilai tidak bermanfaat serta bersifat negatif, Memperbanyak kegiatan yang melatih fokus dan critical thinking agar tidak mudah terpengaruh atas suatu informasi yang belum pasti. memanfaatkan algoritma sosial media untuk sharing hal hal yang positif yang bersifat mempersatukan keberagaman. bagaimana caranya? 1. membuat konsep film pendek Dimana diceritakan sebuah isu yang tersebar dikalangan remaja sehingga menimbulkan sekat-sekat sosial, kemudian melakukan langkah baru untuk memecahkan sekat sosial tersebut (snowball effect) 2. Melakukan kolaborasi Dengan organisasi yang bergerak dibidang film pendek, untuk bekerja sama dalam proses pembuatan film dari awal hingga akhir. 3. Dengan memanfaatkan Algoritma sosial media agar para remaja tertarik dan penasaran dengan film pendek kita. 4. Ditayangkan melalui platform media sosial gratis seperti Youtube mengapa harus film pendek? Karena film pendek bisa menggambarkan peristiwa yang relate dengan kehidupan kita serta bisa menyampaikan bahaya dampak negatif dari sekat sosial (snowball effect). Diharapkan setelah film ini tayang beberapa bulan kemudian pengguna media sosial bisa lebih cermat dalam memilah dan memilih informasi, kemudian meminimalisir penyebaran hoax minimal 5% dari tahun sebelumnya, dan bisa mempertahankan sikap toleransi yang dimiliki oleh bangsa ini.
Card image top
T
The Funtastic4