Apa akar permasalahan ini? Apa faktor yang menyebabkan pembentukan sekat sosial yang menjadi dampak intoleransi dalam masyarakat?
Dengan mengonsumsi konten yang sejenis secara terus-menerus, pengguna media sosial dapat terjebak dalam satu sudut pandang tanpa mendapat informasi lebih lanjut. Dikombinasikan dengan kurangnya edukasi, kurangnya sikap toleransi, kebiasaan malas membaca, serta ketidak pedulian masyarakat, snowball effect akan membentuk sekat sosial akibat perbedaan sudut pandang dalam masyarakat.
Apa yang dapat pemerintah/media/pengguna medsos dan internet lakukan untuk melawan snowball effect dan memecah sekat-sekat ideologi ini? Pendekatan apa yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut? Jelaskan mekanismenya secara rinci.
Untuk mencegah dampak negatif dari snowball effect yang diakibatkan oleh algoritma, Witinema memilih melawannya dengan pemanfaatan algoritma itu sendiri. Memanfaatkan pasar yang menyukai tren video pendek dengan konten yang baru, refreshing, dan ringan, Witinema membentuk lomba kampanye raising awareness APEL. Dengan sistem penilaian yang menilai engagement, para peserta diharapkan mampu membuat video pendek yang sesuai dengan keinginan pasar. Di sisi lain, dengan engagement yang tinggi, video pendek para peserta diharapkan dapat masuk ke algoritma platform media sosial sehingga tersebar ke lebih banyak masyarakat. Bekerja sama dengan pemerintah, Witinema mengharapkan APEL dapat tumbuh dalam diri masyarakat, sehingga lebih kritis dalam berpikir dan mampu melihat sudut pandang yang lain. Keberhasilan program yang dicanangkan oleh Witinema ini sendiri dapat dilihat melalui metode survei kepada para peserta kampanye APEL. Pun dapat dilakukan dengan melihat traffic engagement dari konten yang diikutsertakan dalam kampanye APEL ini sendiri.