Indonesia masih perlu 4 juta wirausaha lagi buat memperkuat perekonomian Indonesia
Supaya Indonesia bisa punya kekuatan ekonomi yang berdaya saing, ternyata dibutuhkan banyak pengusaha muda. Setidaknya perlu 2% dari jumlah penduduk.
Saat ini, rata-rata negara-negara yang punya ekosistem wirausaha yang mapan seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Korea Selatan punya pengusaha mencapai 14% dari populasi penduduk mereka. Hingga tahun 2019, Indonesia masih di peringkat 94 dari 137 negara dalam hal wirausaha. Jumlah wirausahawan Indonesia sendiri sekarang masih 3,47%. Angka ini kalah jauh dari negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura yang mencapai 8,76%!
Jumlah wirausahawan muda Indonesia masih sedikit. Menurut data Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), anak muda yang menjadi pengusaha baru 3% dari 260 juta penduduk Indonesia. Mayoritas, pengusaha muda berada di sektor kreatif, perdagangan grosir, restoran dan hotel, dan ritel. Sektor ini populer karena hambatan memulai usahanya relatif rendah dan punya kesempatan buat berinovasi dan ciptain nilai jual tinggi. Terus, mayoritas juga usahanya berskala kecil dan baru mempekerjakan anggota keluarga sendiri.
Pemerintah mengeluarkan sejumlah kebijakan buat mendorong sektor kewirausahaan. Misalnya, memberikan subsidi untuk sekitar 3 juta pelaku bisnis kecil yang terdampak COVID19. Hal ini penting karena ekonomi masyarakat Indonesia begitu tergantung pada bisnis skala mikro dan kecil. Perbaikan dalam sistem pendidikan juga lagi diupayakan buat menekankan aspek-aspek berpikir kritis, kreatifitas dan inovatif juga menjadi penting dalam mencetak bibit-bibit wirausahawan.
Kesiapan keahlian dan mental hingga akses modal jadi tantangan bagi wirausaha muda
Tapi masih banyak tantangan. Rasa takut gagal untuk memulai usaha masih jadi faktor terbesar. Apalagi dengan mindset overthinking jadi makin sulit buat berinovasi dan berkreasi.
Bisa jadi karena sistem pendidikan yang belum secara merata mendorong tumbuhnya jiwa kewirausahaan. Alhasil, mereka seringkali gagal melihat peluang, bahkan mudah menyerah atau takut mencoba sesuatu yang baru.
Penanaman kemampuan berpikir kritis dan empati dalam mencari akar permasalahan, menguji hipotesis, hingga berhasil menemukan solusi adalah skill penting dalam berwirausaha. Skill ini penting banget untuk masuk dalam proses belajar di lingkungan anak.
Sementara itu, sulitnya akses modal seringkali juga dinilai sebagai kendala. Proses administrasi cenderung sulit, nilai pinjaman yang diberikan juga biasanya dibatasi. Selain itu Indonesia juga masih minim fasilitas pendukung seperti inkubator bisnis dan jangkauan internet yang belum merata hingga daerah pelosok. Keberadaan inkubator bisnis yang menawarkan mentoring juga penting. Sayangnya, Indonesia belum punya jumlah inkubator yang memadai di seluruh wilayah. Padahal hal ini penting buat mendukung wirausahawan berkembang dan kelancaran operasional usaha.
Dalam memikirkan idemu, jangan lupa mempertimbangkan beberapa hal yah:
-
Pastikan ada sisi yang inovatif dari idemu, atau berbeda dari praktek yang sudah ada sekarang;
-
Idemu harus relevan ya dengan permasalahan yang ditanyakan. Bayangkan juga, idemu ini akan jadi masukan untuk kebijakan pemerintah lho;
-
Pastikan idemu inklusif! Artinya, memakai perspektif gender, melibatkan kelompok marginal & disabilitas.
Klik tombol "Sumbang Ide" ya!
